Perjuangan anak-anak ini tidaklah mudah. Mereka menghadapi tantangan yang berbeda-beda. Misalnya saja Lintang, setiap hari ia harus menghadapi rasa takutnya saat hendak ke sekolah. Mengapa? Sebab jika tidak jeli, salah-salah ia akan dimangsa buaya. Yang paling menarik, saat Lintang hendak berangkat Cerdas Cermat namun buaya sudah menanti ia lengkap dengan gigi-gigi tajamnya. Bagian ini memperlihatkan semangat juang Lintang yang keras.
Cerita lainnya juga datang dari Ikal yang jatuh hati pada anak seorang pedagang. Gadis kecil itu bernama A-ling. Ikal selalu mendapati jemari lentik A-ling saat ia berbelanja kapur tulis di toko milik ayah A-ling. Melihat tangan saja, wajah ikal sudah merah merona. Ia serasa berlari-lari di hamparan bebunga seroja. Ikal suka pada A-ling.
Kehidupan anggota Laskar Pelangi di sekolah semakin hari semakin memperlihatkan kemajuan. Namun di tengah perjalanan tersebut, berbagai cobaan datang menghadang mereka. Antara lain guru yang pindah ke sekolah lain karena tergiur bayaran yang lebih serta kematian Pak Harfan. Peristiwa kedua tersebut benar-benar memukul anggota Laskar Pelangi dan juga Ibu Muslimah. Pak Harfan adalah roh SD Muhammadiyah. Awalnya Ibu Muslimah bimbang, apakah ia mampu meneruskan amanah yang ditinggalkan Pak Harfan. Namun keraguan itu terjawab dengan prestasi anak-anak muridnya yang bisa mengalahkan murid sekolah elit di ajang Cerdas Cermat.